Senin, 08 September 2008

SUPERFARM, MENINGKATKAN PANEN GABAH DI KENDAL

SEMARANG & SEKITARNYA
30 Agustus 2008
Pupuk Organik SUPERFARM, Tingkatkan Produksi Gabah
KENDAL-

Penggunaan pupuk organik terhadap budi-daya tanaman padi dirasakan sejumlah petani, secara signifikan meningkatkan produksi panenan. Beras yang dihasilkan dari budi-daya ini, juga lebih aman untuk dikonsumsi manusia. H Abdul Rahman Sumanto (54) petani yang beralamat di RT 3 RW 3 Desa Kumpulrejo Kecamatan Kaliwungu , Kendal merasakan hal tersebut. ’’Musim tanam ini, sepenuhnya saya menggunakan pupuk organik cair untuk tanaman padi pada lahan seluas sekitar enam hektare di Desa Karangtengah serta Kumpulrejo. Kalau dibanding dengan pupuk anorganik, produksi padi yang dihasilkan lebih banyak dengan memakai pupuk organik,’’ tutur Sumanto di sela-sela mengikuti sarasehan pupuk organik superfarm di balai Desa Kumpulrejo, Rabu (27/8) siang. Ketika menggunakan pupuk organik, imbuh dia, produksi dari lahan seluas sekitar 0,7 hektare mencapai 5,5 ton gabah kering panen (GKP). ’’Setelah memakai pupuk cair semi organik, produksi GKP dari lahan dengan luasan yang sama meningkat mencapai 7,1 ton. Biaya untuk pembelian pupuk organik dari proses menanam hingga panen juga lebih ringan. Jika memakai pupuk anorganik menelan dana Rp 950 ribu, sedangkan pupuk organik cair Rp 850 ribu.’’ Pemakaian pupuk untuk lokasi juga cenderung lebih mudah, karena sifatnya cair pupuk organik yang telah dicampur air sesuai takaran, selanjutnya disemprotkan ke tanaman padi. Untuk proses tanam hingga panenan, diperlukan tiga macam pupuk organik. Yakni, disemprotkan ke tanah sebelum tanam, bagi tanaman padi dan keperluan pengendalian hama. ’’Harga jual gabah dengan memakai pupuk organik juga lebih tinggi, lantaran hasil produksinya ramah lingkungan.’’

Kegiatan sarasehan diikuti puluhan petani di wilayah Kaliwungu, petugas penyuluh pertanian dan petugas dari Dinas Pertanian Provinsi Jateng. ’’Pupuk cair organik yang kami produksi, merupakan hasil pengolahan dari bahan-bahan alami, seperti kompos dan mikro organisme. Tak jauh berbeda dengan racun pengendali hama yang kita produksi. Misal, racun tikus dibuat dari bahan jengkol dan kotoran kambing, jamur pohon dibuat dari kunir dan laos, belalang sundep dari daun mimba, biji mahkota dewa, mahoni, serta pembasmi ulat dari daun teh, tembakau, atau daun mimba,’’ papar Direktur PT Greenland Niaga Indonesia selaku produsen SUPERFARM, Satria Khresna Wardhana. (G15-16) ------------ http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=28544

Tidak ada komentar: