Jumat, 12 Agustus 2011

Sholat itu DOA.. mari pahami dan amalkan...

Tata Cara Shalat

1. Takbir

Takbiratul Ihram "ALLAAHU AKBAR" (Allaah Maha Besar)

Allaahu akbar kabiira, walhamdulillaahi katsiira, wa subhanallaahi bukrataw, waashiila.

(Allah Maha Besar, dan Segala Puji yang sangat banyak bagi Allah, dan Maha Suci Allah sepanjang pagi, dan petang).

Innii wajjahtu wajhiya, lillazii fatharassamaawaati walardha, haniifam, muslimaa, wamaa ana minal musrykiin.

(Sungguh aku hadapkan wajahku kepada wajahMu, yang telah menciptakan langit dan bumi, dengan penuh kelurusan, dan penyerahan diri, dan aku tidak termasuk orang-orang yang mempersekutuan Engkau/Musryik)

Innasshalaatii, wa nusukii, wa mahyaaya, wa mamaati, lillaahi rabbil 'aalamiin.

(Sesungguhnya shalatku, dan ibadah qurbanku, dan hidupku, dan matiku, hanya untuk Allaah Rabb Semesta Alam).

Laa syariikalahu, wabidzaalika umirtu, wa ana minal muslimiin.

(Tidak akan aku menduakan Engkau, dan memang aku diperintahkan seperti itu, dan aku termasuk golongan hamba yang berserah diri kepadaMu)

Adapun Rasulullaah ketika membaca surah Al-Faatihah senantiasa satu napas per satu ayatnya, tidak terburu-buru, dan benar-benar memaknainya. Surah ini memiliki khasiat yang sangat tinggi sekali. Bahkan Ibn Qayyim Al-Jauziyyah sampai menuliskan makna iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin, dalam satu kitabnya yang berjudul Madarijus Saalikin, dimana beliau bercerita ketika di suatu kota ia menderita sakit, maka ia membacanya per ayat dengan sungguh-sungguh, dan ia rasakan bahwa setiap selesai satu ayat dibacanya, terasa berguguran sakit yang dirasakannya. Subhaanallaah.

Mari kita hafal terlebih dahulu arti per ayatnya sebelum kita memaknainya.

Bismillaah, arrahmaan, arrahiim (Bismillaahirrahmaanirrahiim)

(Dengan nama Allaah, Maha Pengasih, Maha Penyayang)

Alhamdulillaah, Rabbil 'aalamiin

(Segala puji hanya milik Allaah, Rabb semesta 'alam)

Arrahmaan, Arrahiim

(Maha Pengasih, Maha Penyayang)

Maaliki, yaumiddiin

(Penguasa, Hari Pembalasan/Hari Tempat Kembali)

Iyyaaka, na'budu, wa iyyaaka, nasta'iin

(KepadaMulah, kami menyembah, dan kepadaMulah, kami mohon pertolongan)

Ihdina, asshiraathal, mustaqiim ---> berharaplah dengan penuh harap ketika membacanya.

(Tunjuki kami, jalan, golongan orang-orang yang lurus)

Shiraath, alladziina, an'am, ta 'alayhim

(Jalan, yang, telah Engkau beri ni'mat, kepada mereka)

Ghayril maghduubi 'alaihim, wa laddhaaaalliiin.

(Bukan/Selain, (jalan) orang-orang yang telah Engkau murkai, dan bukan (jalan) orang-orang yang sesat)

Melanjutkan tulisan yang ketiga, maka setelah membaca Surah Al-Faatihah, maka hendaknya kita membaca ayat-ayat Al-Qur'an.

2. Ruku'

Lalu ruku', dimana ketika ruku' ini beliau mengucapkan bermacam-macam dzikir dan do'a. Kadangkala beliau mengucapkan yang ini dan kadangkala mengucapkan yang itu :

1. Subhaana, rabbiyal, 'adzhiimi.

(Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Agung)

---> dzikir ini diucapkan beliau sebanyak tiga kali.

(Hadits riwayat Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah, Ad-Daaruquthni, Al-Bazaar, dan Ath-Thabarani)

---> kadangkala juga beliau membacanya berulang-ulang lebih banyak dari tiga kali, dan sesekali beliau berlebihan dalam mengulanginya ketika shalat lail (malam), sehingga lama ruku'nya hampir mendekati

lama berdirinya.

2. Subbuuhun, qudduus, rabbul malaaikati, warruuh.

(Maha Suci Engkau ya Allaah, Pemberi berkah, Tuhan malaikat, dan ruh) --> Riwayat Muslim

3. Allaahumma, laka raka'at, wa aamantu, wa laka aslamtu,

(Yaa Allaah, kepadaMu, kuserahkan ruku'ku, kepadaMu aku beriman, kepadaMu aku Islam (menyerahkan diri).)

anta rabbiiy, khasa'a laka sam'iiy, wa bashariy, wa mukhyii, wa 'adzhomii, wa fii riwaayah

(Engkau Tuhanku, KepadaMulah pendengaran, penglihatan, otak, tulang, dan syarafku tunduk)

wa mastaqallat bihi, qadamii, lillaah, rabbil 'aalamiin.

(Dan apa yang dibawa kakiku, kuserahkan, kepada Allaah, Tuhan semesta alam)

(HR. Ad-Dharuquthni)

(Yaa Allaah, kepadaMu, kuserahkan ruku'ku, kepadaMu aku beriman, kepadaMu aku Islam (menyerahkan diri).)

anta rabbiiy, khasa'a laka sam'iiy, wa bashariy, wa mukhyii, wa 'adzhomii, wa fii riwaayah

(Engkau Tuhanku, KepadaMulah pendengaran, penglihatan, otak, tulang, dan syarafku tunduk)

wa mastaqallat bihi, qadamii, lillaah, rabbil 'aalamiin.

(Dan apa yang dibawa kakiku, kuserahkan, kepada Allaah, Tuhan semesta alam)

(HR. Ad-Dharuquthni)

Memperpanjang Ruku'

Diriwayatkan bahwa :

"Rasulullaah Sallallaahu 'alayhi wa sallaam, menjadikan ruku'nya, dan bangkitnya dari ruku', sujudnya, dan duduknya di antara dua sujud hampir sama lamanya."

(Hadits Shahih Riwayat Imam Bukhari dan Muslim)

3. I'tidal

Rasululullaah Sallaahu 'alayhi wa sallaam mengangkat punggungnya dari ruku' sambil mengucapkan,

"Mudah-mudahan Allah mendengarkan (memperhatikan) orang yang memujiNya".

(Hadits diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim)

Maka ketika kita i'tidal atau bangkit dari ruku, sambil mengangkat kedua tangan sejajar bahu ataupun sejajar telinga, maka kita mengucapkan :

Sami'allaahu, li, man, hamida, hu

(Mudah-mudahan mendengar Allah, kepada, sesiapa yang, memuji, Nya)

"Sesungguhnya imam itu dijadikan hanya untuk diikuti. Oleh karena itu, apabila ia mengucapkan "sami'allaahu liman hamidah", maka ucapkanlah "rabbanaa lakal hamdu", niscaya Allah memperhatikan kamu. Karena Allah yang bertambah-tambahlah berkahNya, dan bertambah-tambahlah keluhuranNya telah berfirman melalui lisan NabiNya saw., "Mudah-mudahan Allah mendengarkan (memperhatikan) orang yang memujiNya".

(Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Ahmad, dan Abu Daud)

Maka mari kita baca :

Rabbanaa, lakal, hamdu

(Yaa Tuhan kami, bagiMulah, segala puji)

Kadangkala lafadzh diatas beliau tambahkan seperti :

mil assamaawaati, wa mil al ardhi, wa mil a maa shikta, min shai in, ba'du

(Sepenuh langit, dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki, dari sesuatu, sesudahnya)

Kalimat diatas didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu 'Uwanah)


4. Sujud

Ketika kita sujud, maka dengan tenang hendaknya kita mengucapkan do'a-do'a sujud seperti yang telah dicontohkan Rasulullaah Sallallaahu 'alayhi wa sallaam.

1. Subhaana, rabbiyal, a'laa

(Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Luhur)

Dzikir ini beliau ucapkan sebanyak tiga kali, dan kadangkala beliau mengulang-ulanginya lebih daripada itu.

2. Subhaana, rabbiyal, a'laa, wa, bihamdi, hi

(Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Luhur, dan, aku memuji, Nya)

3. Subbuuhun, qudduusun, rabbul malaaikati, warruuh

(Maha Suci, Pemberi Berkat, Tuhan malaikat, dan ruh)


5. Duduk antara dua Sujud

Ketika kita bangun dari sujud, maka hendaklah kita berdo'a sepertinya do'anya Rasulullaah, dan bacalah do'a tersebuh dengan sungguh-sungguh, perlahan-lahan, dan penuh pengharapan kepada Allah Subhaana wa Ta'ala.

Di dalam duduk ini, Rasulullaah Sallallaahu 'alayhi wa sallaam mengucapkan :

Allaahummaghfirlii, warhamnii, wajburnii, warfa'nii, wahdinii, wa 'aafinii, warzuqnii

(Ya Allaah ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah kekuranganku, sehatkanlah aku, dan berilah rizqi kepadaku)

Dari Hadits yang diriwayatkan Muslim, bahwa Rasulullaah saw, kadangkala duduk tegak di atas kedua tumit dan dada kedua kakinya. Beliau juga memanjangkan posisi ini sehingga hampir mendekati lama sujudnya (Al-Bukhari dan Muslim).


6. Duduk At-Tasyaahud Awal

01. Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari, Muslim, dan Ibnu Abi Syaibah.

Dari Ibn Mas'ud berkata, Rasulullaah saw telah mengajarkan at-tasyaahud kepadaku, dan kedua telapak tanganku (berada) di antara kedua telapak tangan beliau - sebagaimana beliau mengajarkan surat dari Al-Qur'an kepadaku : ---> (Mari dihafalkan setiap katanya sehingga shalat kita lebih mudah untuk khusyuk)

Attahiyyaatulillaah, wasshalawatu, watthayyibaat.

Segala ucapan selamat adalah bagi Allaah, dan kebahagiaan, dan kebaikan.

Assalaamu 'alayka * , ayyuhannabiyyu, warahmatullaah, wa barakaatuh.

Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepadamu *, wahai Nabi, dan beserta rahmat Allaah, dan berkatNya.

Assalaamu 'alaynaa, wa 'alaa, 'ibaadillaahisshaalihiiin.

Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada kami pula, dan kepada sekalian hamba-hambanya yang shaleh.

Asyhadu, allaa, ilaaha, illallaah.

Aku bersaksi, bahwa tiada, Tuhan, kecuali Allaah.

Wa asyhadu, anna muhammadan, 'abduhu, wa rasuluhu.

Dan aku bersaksi, bahwa muhammad, hambaNya, dan RasulNya.

* Hal ini ketika beliah masih hidup, kemudian tatkala beliau wafat, maka para shahabat mengucapkan :

Assalaamu 'alannabiy.

Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada Nabi.

02. Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Abu 'Uwanah, Asy-Syafi'i, dan An-Nasa'i.

Dari Ibnu 'Abbas berkata, Rasulullaah telah mengajarkan At-Tasyahhud kepada kami sebagaimana mengajarkan surat dari Al-Qur'an kepada kami. Beliau mengucapkan :

Attahiyyaatul mubaarakaatusshalawaatutthayyibaatulillaah.

Assalaamu 'alayka ayyuhannabiyyu warahmatullaahi wa barakaatuh.

Assalaamu 'alayna wa 'alaa 'ibaadillaahisshaalihiin.

Asyhadu allaa ilaaha illallaah.

Wa asyhadu annaa muhammadarrasuulullaah.

(dalam riwayat lain : Wa asyhadu annaa, muhammadan, 'abduhu, warasuuluh)

--> Artinya sama dengan yang diatas, insha Allaah.


7. Bacaan shalawat Nabi di akhir shalat

Rasulullaah saw. mengucapkan shalawat atas dirinya sendiri di dalam tasyahhud pertama dan lainnya. Yang demikian itu beliau syari'atkan kepada umatnya, yakni beliau memerintahkan kepada mereka untuk mengucapkan shalawat atasnya setelah mengucapkan salam kepadanya dan beliau mengajar mereka macam-macam bacaan salawat kepadanya.

Berikut kita ambil sebuah hadits yang sudah umum di kita, diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, dan Al-Humaidi, dan Ibnu Mandah.

Allaahumma, shalli 'alaa muhammad, wa 'alaa, aali muhammad.

Ya Allaah, berikanlah kebahagiaan kepada Muhammad dan kepada, keluarga Muhammad

Kamaa, shallayta, 'alaa ibrahiim, wa 'alaa, aali ibraahiim.

Sebagaimana, Engkau telah memberikan kebahagiaan, kepada Ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim.

Innaka, hamiidummajiid.

Sesungguhnya Engkau, Maha Terpuji lagi Maha Mulia.

Allaahumma, baarik, 'alaa muhammad, wa 'alaa aali muhammad.

Ya Allaah, berikanlah berkah, kepada Muhammad, dan kepada, keluarga Muhammad

Kamaa, baarakta, 'ala ibraahiim, wa 'alaa, aali ibraahiiim.

Sebagaimana, Engkau telah memberikan berkah, kepada ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim.

Innaka, hamiidummajiid.

Sesungguhnya Engkau, Maha Terpuji lagi Maha Mulia.

Cara Mengucapkan Salam

Mari kita simak hadits berikut, yang diriwayatkan oleh Abu Daud, An-Nasa'i, dan Tirmidzi serta dishahihkan olehnya.

"Rasulullaah saw. mengucapkan salam ke sebelah kanannya :

Assalaamu 'alaykum warahmatullaahi wa barakaatuh (Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allaah, serta berkatNya), sehingga tampaklah putih pipinya sebelah kanan. Dan ke sebelah kiri beliau mengucapkan :

Assalaamu 'alaykum warahmatullaah (Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allaah), sehingga tampaklah putih pipinya yang sebelah kiri."

Perhatikanlah, bahwa ternyata ucapan kita ketika menoleh ke kanan (salam yang pertama) lebih banyak daripada ucapan kita ketika menoleh ke kiri (salam yang kedua).

Atau dalam riwayat lain, ketika salam yang pertama beliau mengucapkan : Assalaamu 'alaykum warahmatullaah, dan pada salam yang kedua beliau mengucapkan : Assalaamu 'alaykum.

Alhamdulillaah, Maha Benar Allaah atas segala FirmanNya. Maka artikel ini menjadikan jalan kemudahan bagi kita di dalam usaha kita berusaha khusyuk dan memahami setiap gerakan yang kita lakukan, sehingga benar-benar memiliki ruh dan nilai yang sulit bagi kita untuk menuangkannya dalam kata-kata, karena begitu nikmatnya shalat itu.(Selesai)

Senin, 14 Maret 2011

ANTISIPASI ANOMALI IKLIM DAN GANGGUAN HAMA PENYAKIT: PERTANIAN DENPASAR TERAPKAN TEKNOLOGI ORGANIK SUPERFARM UNTUK MEMPERTAHANKAN PRODUKTIFITAS


Penatih, Denpasar Timur, 25 Peburari 2011

Perubahan iklim atau anomalI cuaca yang ekstrem pada saat ini sangat terasa mempengaruhi produktifitas pertanian khususnya padi. Seperti terjadi di Subak Umalayu, Desa Penatih, Denpasar Timur, lahan hamparan padi terganggu perubahan iklim dengan cuaca dan curah hujan serta diikuti oleh gangguan hama penyakit. Pada lahan Subak seluas 27 hektar, sekitar 70 % atau lahan seluas 18 hektar terkena dampaknya dengan penurunan produksi yang saat ini rata rata mencapai 3 sampai 5 ton per hektar.

Namun ditemukan bahwa sejak dikembangkannya wilayah pertanian organik melalui program “DENPASAR ORGANIC FARMING, DENPASAR GO GREEN”, dengan penerapan teknologi organik produktifitas pertanian masih tetap dapat dipertahankan. Lahan lahan pengembangan pertanian organik cenderung memiliki daya tahan lebih kuat dan hasil lebih baik dari pada pola budi daya konvensional.

Pada acara panen yang bertema DENPASAR ORGANIC FARMING, DENPASAR GO GREEN yang dilakukan oleh Walikota Denpasar I.B Rai Dharmawijaya Mantra, hasil penerapan teknologi organik tetap dapat mempertahankan produktifitas hasil panen padi. Pada perhitungan hasil panen, hasil penerapan teknologi organik Superfarm menghasilkan 6.56 Ton per hektar GKP, sedang kontrol menghasilkan 5.28 ton per hektar GKP atau hasil panen hasil panen lebih tinggi sebesar 1.37 ton per hektar atau 25.9% diatas rata rata aplikasi konvensional.

Tidak dipungkiri bahwa saat banyak permasalahan dalam industri pertanian, antara lain kondisi iklim ekstrem atau lebih dikenal anomali iklim yang terjadi saat ini, kondisi lahan pertanian / sawah yang telah tergerus unsur hara dan mikronya, kesuburan tanah yang menurun dan juga berkurangnya lahan pertanian. Maka diperlukan upaya peningkatan produktifitas pertanian dengan pola intensifikasi, mekanisasi dan penerapan teknologi dalam bidang pertanian. Disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar, Gede Ambara Putra, bahwa saat ini telah menerapkan 5 (lima) GERAKAN / AKSI NYATA dalam program “DENPASAR ORGANIC FARMING, DENPASAR GO GREEN” yaitu:

  1. GERAKAN TIDAK MEMBAKAR JERAMI
  2. GERAKAN OLAH SAMPAH ORGANIK
  3. GERAKAN KURANGI / EFISIEN PUPUK KIMIA
  4. GERAKAN BIJAK PESTISIDA
  5. GERAKAN PRODUK PERTANIAN SEHAT

Yang merupakan program untuk meningkatkan produktifitas pertanian dengan memperhatikan keseimbangan ekosistem dan kelestarian lingkungan dalam jangka panjang. Hal tersebut didasari oleh kesadaran akan pentingnya pengembalian dan perbaikan lahan pertanian yang cenderung sudah menurun kualitasnya dan juga tindakan mengantisipasi ketergantungan pada produk sintetis di lahan pertanian. Pada saat ini telah dikembangkan pertanian dengan teknologi organik Superfarm pada lahan seluas 250 hektar, melalui “Gerakan Tidak Membakar Jerami”. Gerakan ini merupakan aksi nyata untuk pengembalian kesuburan tanah, memperbaiki ekosistem dan upaya pengayakan unsur makro dan mikro di lahan pertanian.

Satria Khresna Wardhana dari PT. Balitani Agro Persada (Greenland Group) yang memperkenalkan teknologi SUPERFARM menyampaikan bahwa penerapan teknologi organik yang dilakukan dengan melakukan 3 filosofi pertanian yaitu:

1. Pengembalian kesuburan tanah dengan menggunakan Decomposer, yaitu teknologi pendekomposisian jerami secara langsung di lahan dalam periode 12 hari sehingga termanfaatkannya jerami sebagai pupuk organik

2. Pemberian Nutrisi / Pemupukan secara tepat, yaitu penerapan Pupuk Cair Semi Organik yang diperkaya kandungan makro dan mikro, sehingga pemenuhan keperluan nutrisi tanaman terpenuhi dan menjadikan proses pembuahan optimal.

3. Pengendalian hama organik secara terpadu, yaitu metode pengendalian dan juga berlaku sebagai pestisida nabati yang ramah lingkungan dan tidak merusak ekosistem.

Dengan penerapan hal tersebut diatas, dapat mempertahankan dan meningkatkan produktifitas pertanian dengan ramah lingkungan, memelihara dan menjaga ekosistem dan lahan pertanian dalam jangka panjang.

Kegiatan panen padi saat ini merupakan rangkaian HUT kota Denpasar ke 19, diikuti oleh perlombaan Lelakut yaitu lomba penghalau burung yang diikuti seluruh subak subak di Denpasar dan launching pengembangan jamur yang bertempat di Br. Bon Biu Peguyangan Kaja.