Minggu, 18 April 2010
PERESMIAN PABRIK PUPUK ORGANIK GRANUL SUPERFARM “LOBAR ORGANIC FARMING – LOBAR GO ORGANIC ” MENUJU PERTANIAN LOMBOK ORGANIK
Lombok Barat, 15 April 2010
Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu kabupaten yang terus berprestasi dalam meningkatkan produktifitas tanaman padi. Hal ini tidak dipungkiri merupakan hasil dari pembinaan, perhatian dan kebijakan yang dilakukan Pemerintah Daerah dalam bidang pertanian. Tidak dipungkiri bahwa pembangunan terus berkembang, namun berdampak pada lahan pertanian yang terus berkurang, maka diperlukan upaya peningkatan produktifitas pertanian dengan pola intensifikasi, mekanisasi dan penerapan teknologi dalam bidang pertanian.
Gerakan Lobar Organik FarmIng, Lobar Go Organik, adalah suatu program yang dicanangkan untuk meningkatkan produktifitas pertanian dengan memperhatikan keseimbangan ekosistem dan lingkungan dalam jangka panjang. Hal tersebut didasari oleh kesadaran akan pentingnya pengembalian dan perbaikan lahan pertanian yang cenderung sudah menurun kualitasnya dan juga tindakan mengantisipasi ketergantungan pada produk sintetis di lahan pertanian.
Disampaikan oleh Satria Khresna Wardhana selaku Direktur PT. Balitani Agro Persada, bahwa pabrik POG didirikan untuk menunjang program pemerintah “Go Organik 2010”. Melihat potensi Lombok Barat dan NTB secara umumnya, yang memiliki kebijakan 1.000.000 ekor sapi, maka diperlukan upaya nyata dalam memanfaatkan limbah/kotoran sapi sehingga memberikan nilai manfaaat dan ekonomis bagi masyarakat. Pabrik POG yang didirikan di Lombok Barat ini menerapkan suatu teknologi dan formula organik sehingga kualitas produk yang dihasilkan dapat bersaing dan bahkan lebih baik dari pupuk sintetis/kimia karena memiliki kandungan makro NPK dan kandungan mikro yang bermanfaat bagi perbaikan struktur tekstur dan biologi tanah menyuburkan tanaman dan
Namun untuk skala industri petani dan peternak, dimungkinkan untuk memproduksi pupuk organik secara mandiri. Sebagai ilustrasi disampaikan bahwa bila satu kelompok ternak memiliki sapi hingga 300 ekor, berarti potensi kotoran sapi yang merupakan bahan baku organik adalah 3.000 kg atau 3 ton per hari atau sama dengan 90 ton per bulan, karena sapi mengeluarkan kotoran sebanyak 10 kg/hari. Namun untuk memanfaatkan sumber kekayaan kotoran hewan tersebut diperlukan teknologi agar dapat menjadi pupuk organik. Ada suatu teknologi DECOMPOSER Superfarm yaitu teknologi mampu untuk melakukan dekomposisi dan fermentasi dalam periode hanya 5 hari. Hal inilah yang dapat dilakukan di tingkat kelompok ternak agar limbah yang ada memberikan nilai ekonomis, yaitu dengan limbah sebanyak 90 ton dan jadi pupuk organik sebanyak 50% yaitu 45.000 kg dengan harga Rp. 300/kg maka penghasilan kelompok ternak tersebut adalah Rp. 13.500.000 per bulan.
Pada acara peresmian pabrik Pupuk Organik Granul Superfarm, Bupati Lombok Barat, DR. Zaini Arony M.Pd, menyampaikan bahwa pembangunan dan mulai operasinya pabrik merupakan suatu rangkaian kegiatan program “LOBAR ORGANIC FARMING – LOBAR GO ORGANIC”. Hal ini merupakan kerjasama dan aksi nyata pemerintah daerah kabupaten Lombok Barat dengan PT. Balitani Agro Persada (Greenland Group) dalam hal pemanfaatan limbah organik dan limbah hewan sehingga memberi manfaat ekonomis, sosial, lingkungan dan budaya yang baik bagi masyarakat. Dengan dioperasionalkannya pabrik pupuk organik granul (POG) ini, diharapkan bahwa pola ketergantungan akan pupuk sintetis / kimia dapat dikurangi, terutama untuk mangatisipasi naiknya harga pupuk.
Dengan penerapan pupuk dan teknologi organik, maka akan meningkatkan kkesuburan tanah, penurunan biaya pemupukan dengan mengurangi pupuk sintetis/kimia, dan ramah lingkungan dan kesehatan. Khususnya untuk sektor peternakan bahwa teknologi organik yang diperkenalkan mampu memberikan manfaat ekonomis bagi para kelompok ternak.
Penggunaan pupuk dan teknologi organik Superfarm telah diterapkan di Lombok Barat yang pada panen raya lalu menghasilkan peningkatan produktifitas sebesar 37.5%. Yaitu dengan perhitungan hasil penggunaan teknologi organik sebesar 8,8 ton/hektar berbanding dengan penggunaan konvensional (kontrol) yang menghasilkan sebesar 6.4 ton/hektar, dengan penggunaan pupuk kimia 50% dari kebiasaan petani. Hal tersebut menunjukan bahwa program LOBAR ORGANIC harus terus didukung dan dikembangkan dalam skala yang lebih luas.
Kepala Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Ir. Lalu Suaidi menambahkan bahwa dengan dioperasionalkannya pabrik pupuk organik granul merupakan solusi strategis dalam mengantisipasi meningkatnya biaya usaha tani akibat kenaikan harga pupuk. Dengan penerapan teknologi organik Decomposer, diharapkan para petani dan kelompok ternak menjadi termotivasi untuk mengembalikan kesuburan tanah dengan menggunakan kompos atau produk berteknologi organik.
Langganan:
Postingan (Atom)